Welcome To My Blog.. Please Enjoy and Give Me Feedback Bout My Articles

Jumat, 11 Juli 2014

10 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan

Edit Posted by with No comments

Ibadah puasa merupakan ibadah yang unik. Apalagi saat ini menjelang bulan Ramadhan dimana umat muslim wajib melaksanakan ibadah puasa sesuai syariat. Puasa ialah menahan makan dan minum serta hawa nafsu dari fajar hingga matahari tenggelam.

Ibadah puasa merupakan ibadah yang juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Banyak manfaat yang dapat kita raih saat menjalankan ibadah puasa. Sebab dengan berpuasa kita dapat mengistirahatkan organ pencernaan yang selama setahun bekerja sangat keras.

Berikut 10 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan:

1. Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL and apoprotein alfa1, dan penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa the penelitian "chronobiological" menunjukkan saat puasa ramadan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia. Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperanan bagi peningkatan kesehatan manusia. 

2. Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah rterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke dan lainnya.

3. Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta perdetik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi. Saat puasa terjdi perubahan dan konversi yang massif dalam asam amino yang terakumulasi dari makanan. Sebelum didistribusikan dalam tubuh terjadi format ulang. Sehingga memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan saat puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak, fosfat, kolesterol dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di dalam hati.

4. Puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi. Dalam kondisi tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu ginjal. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit khususnya obesitas, hiperkolesterol, diabetes dan penyakit yang diakibatkan kelebihan nutrisi lainnya.

5. Sedang di antara manfaat puasa ditinjau dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.

6. Termasuk manfaat puasa adalah mematahkan nafsu. Karena berlebihan, balk dalam makan maupun minum serta menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan.

7. Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan member perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme local pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah. 

8. Dalam keadaan puasa ternyata dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi pengkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalani kenaikkan pesat. Perubahan aksidental lipoprotein yang berkepadatan rendah (LDL), tanpa diikuti penambahan HDL. LDL merupakan model lipoprotein yang meberika pengaruh stumulatif bagi respon imunitas tubuh. 

9. Pada pelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar apobetta, menaikkan kadar apoalfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan seragan penyakit jantung dan pembuluh darah. 

10. Penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yang bersifat rotatif menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.

Latihan Fisik Untuk Penderita Diabetes

Edit Posted by with No comments
Kegiatan fisik sehari – hari dan latihan fisik secara teratur (3–4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam perawatan diabetes tipe II. Latihan fisik dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan fisik yang dimaksud jalan kaki, bersepeda santai, jogging, berenang.

Latihan fisik sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran fisik. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun tetap dilakukan tetap dilakukan. Batasi atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang kurang gerak seperti menonton televisi.


Prinsip latihan fisik yang dilakukan :
1. Continuous :
Latihan fisik harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa berhenti. Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien harus melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
2. Rhytmical :
Latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, contoh berlari, berenang, jalan kaki.
3. Interval :
Latihan dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh: jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi jalan
4. Progresive :
- Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan sampi sedang selama mencapai 30 – 60 menit
- Sasaran HR = 75 – 85 % dari maksimal HR
- Maksimal HR = 220 – ( umur )
5. Endurance :
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, seperti jalan jogging dan sebagainya. Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal dilakukan 3 hari dalam seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olah raga kesenangannya.

Modifikasi senam sederhana dapat diberikan kepada penderita DM Lansia, misalnya:
  • Menepuk kedua tangan di atas kepala kemudia di paha.
  • Secara bergantian menempatkan tangan di dada dan dibelakang kepala.
  • Latihan meregangkan bagian atas dan bagian bawah tubuh, leher, dan paha.
  • Membuat gerakan lingkaran dengan 2 lengan secara paralel di depan badan.

Olah raga yang teratur memainkan peran yang sangat penting dalam menangani diabetes, manfaat – manfaat utamanya sebagai berikut:
  • Olah raga membantu membakar kalori karena dapat mengurangi berat badan.
  • Olah raga teratur dapat meningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel tempat insulin bisa melekatkan diri.
  • Olah raga memperbaiki sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung.
  • Olah raga meningkatkan kadar kolesterol “baik” dan mengurangi kadar kolesterol “jahat”
  • Olah raga teratur bisa membantu melepaskan kecemasan stress, dan ketegangan, sehingga memberikan rasa sehat dan bugar.

Petunjuk olahraga untuk penderita diabetes yang bergantung insulin :
  • Monitor kadar glukosa darah sebelum dan sesudah berolah raga.
  • Hindari gula darah rendah dengan memakan karbohidrat ekstra sebelum olah raga.
  • Hindari olah raga berat selama reaksi puncak insulin.
  • Lakukan suntikan insulin di tempat – tempat yang tidak akan digunakan untuk berolah- raga aktif.
  • Ikuti saran dokter untuk mengurangi dosis insulin sebelum melakukan olah raga yang melelahkan atau lama.
  • Glukosa darah bisa turun bahkan beberapa jam setelah berolah raga karena itu sangat penting untuk memeriksa gula darah secara periodic.

Petunjuk olahraga untuk penderita diabetes yang tidak bergantung insulin :
  • Gula darah rendah jarang terjadi selama berola raga dan karena itu tidak perlu untuk memakan karbohidrat ekstra.
  • Olah raga untuk menurunkan berat badan perlu didukung dengan pengurangan asupan kalori.
  • Olah raga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olah raga berat mungkin bisa dilakukan tiga kali seminggu.
  • Sangat penting untuk melakukan latihan ringan guna pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah berolah raga.
  • Pilihlah olah raga yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup anda secara umum.
  • Manfaat olah raga akan hilang jika tidak berolah raga selama tiga hari berturut-turut.
  • Olah raga bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori bertambah. Karena itu sangat penting bagi anda untuk menghindari makan makanan ekstra setelah berolah raga.
  • Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi selama olah raga teratur.

Manfaat Kulit Manggis

Edit Posted by with No comments

Manggis memiliki nama latin Garcinia mangostana L dan termasuk ke dalam keluarga Clusiaceae. Buah Manggis dikenal dengan sebutan Queen fruit atau ratunya buah dan yang menjadi rajanya adalah durian. Sementara buah nangka dikenal dengan sebutan jack fruit.

Buah manggis memiki daging berwarna putih dengan tekstur sedikit berserat namun renyah. Rasanya sangat manis dan menyegarkan karena mengandung banyak air. Namun siapa sangka, bagian paling bermanfaat dari buah manggis justru ada pada kulit buahnya. 

Kandungan Kulit Buah Manggis
Mengandung Xamthone
Komponen aktif utama dari buah manggis disebut xanthones. Xanthone adalah sejenis senyawa polifenol yang baru ditemukan yang secara biologis aktif dan secara struktural mirip dengan bioflavanoids. Senyawa ini jarang terdapat di alam, paling banyak ditemukan hanya dalam dua keluarga tanaman. 200 jenis xhantones alami yang sejauh ini telah diidentifikasi. Sekitar 40 jenis diantaranya telah ditemukan dalam buah manggis.

Xanthone dan turunannya telah terbukti memiliki beberapa manfaat, termasuk anti-inflamasi dan anti-alergi. Ada juga komponen lain dari buah manggis yang memiliki kualitas obat, termasuk polisakarida, sterol, proanthocyanidins dan catechin, sehingga baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan fungsi tubuh.

Rendah Kalori
Selain memiliki rasa yang lezat buah manggis juga rendah kalori. Cocok dikonsumsi bagi Anda yang sedang berdiet untuk menurunkan berat badan. Terdapat 63 kalori per 100 gr buah manggis. Tidak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Selain itu, buah manggis juga dapat mencukupi kebutuhan serat tubuh sebanyak 13 persen per 100 gramnya.

Kaya Vitamin C
Buah manggis dapat memenuhi  kebutuhan vitamin C tubuh sebesar 12 persen per 100 gram daging buahnya. Vitamin C merupakan vitamin larut air yang bekerja kuat sebagai antioksidan. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit seperti, flu, infeksi, hingga kanker.

Vitamin B Kompleks
Buah manggis juga mengandung vitamin B kompleks seperti thiamin, niacin, dan folat. Vitamin ini bertindak sebagai kofaktor dalam memetabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.

Manfaat Kulit Buah Manggis
Mengobati Sariawan
Kandungan vitamin C pada manggis juga berfungsi untuk menyembuhkan sariawan. Cara membuat ramuan untuk mengobati sariawan yaitu dengan menyiapkan kulit buah dari 2 buah manggis yang dicuci dan dipotong-potong terlebih dahulu. Rebus kulit manggis dengan 3 gelas air sampai ukuran berkurang 50 persen. Setelah dingin, saring hasil rebusan dan buat untuk berkumur. 

Mengatasi Diare
Buah manggis menjadi buah yang cukup populer di Filipina. Masyarakat Filipina biasanya menggunakan hasil rebusan daun manggis dan kulitnya untukmengatasi berbagai gejala penyakit seperti, menurunkan suhu tubuh saat demam, mengatasi diare, sariawan, disentri, hingga gangguan saluran kencing.

Anti kanker
Kandungan xanthone dalam kulit dan buah manggis bersifat anti proliferasi danapoptosis yakni, efektif untuk menghambat pertumbuhan sekaligus menghancurkan sel-sel kanker.

Mencegah Penyakit Jantung
Buah manggis juga mengandung sejumlah mineral seperti tembaga, mangan dan magnesium. Kalium merupakan komponen penting dari sel dan cairan tubuh untuk membantu mengontrol detak jantung, dan tekanan darah. Dengan demikian, buah manggis menawarkan perlindungan terhadap stroke dan penyakit jantung koroner.

Meremajakan Kulit
Khusus untuk wanita, Anda pasti menyukai khasiat dari kulit buah manggis yaitu bikin Anda lebih awet muda. Kandungan anti oksidan di dalamnya mampu mencegah penuaan dini dan meregenerasi sel kulit. Bahkan pada Anda yang mengalami berbagai penyakit kulit.

Efek Samping Kulit Buah Manggis

Seperti berbagai bahan herbal lainnya, tubuh tentu akan mengalami anti-reaksi terhadap pemakaian pertama kali. Nah, berdasarkan mangosteen-natural-remedies.com, yang biasanya terjadi dari efek samping ramuan kulit manggis adalah:

1. Alergi ringan
  • Kulit menjadi kemerahan
  • Terjadinya pembengkakan
  • Gatal-gatal pada beberapa bagian tubuh
  • Kulit jadi bersisik

2. Alergi yang mempengaruhi sistem kerja tubuh
  • Nyeri sendi
  • Sakit kepala
  • Nyerit otot
  • Perut mual, kembung
  • Insomnia dan gangguan istirahat lainnya seperti jantung berdebar

Sabtu, 21 Juni 2014

Sistem Imunitas Tubuh

Edit Posted by with No comments
Sistem kekebalan atau imunitas adalah suatu sistem pertahanan yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi penyakit atau kuman. Penyakit atau kuman ini berupa protein asing yang berbeda dari protein tubuh kita, dan sering disebut antigen. Karena dianggap sesuatu yang asing, maka antigen ini harus disingkirkan, dinetralisir, atau dihancurkan. Yang bertugas melakukan ini salah satunya adalah sistem pertahanan tubuh yang dikenal dengan antibodi.

Macam sistem pertahanan tubuh

Antibodi adalah suatu zat yang dibentuk oleh tubuh, yang berasal dari protein darah jenis gama-globulin dan berfungsi untuk melawan antigen (zat asing/protein asing) yang masuk ke dalam tubuh. Berbagai jenis antibodi bekerja dengan beberapa cara untuk melawan antigen:
a. Opsonin adalah antibodi yang bekerja dengan merangsang leukosit untuk menyerang antigen atau kuman.
b. Lisin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menghancurkan antigen (lisis).
c. Presipitin adalah antibodi yang bekerja dengan cara mengendapkan antigen (presipitasi), dan
d. Aglutinin adalah antibodi yang bekerja dengan cara menggumpalkan antigen (aglutinasi).

Macam Sistem Kekebalan

1. Sistem Kekebalan Alami
Jika tubuh terserang suatu penyakit, misalnya campak, tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan campak. Dibentuknya antibodi ini menyebabkan tubuh menjadi kebal (imun) terhadap campak. Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yang lain adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air susu ibu tersebut terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu.
Bagaimana tubuh dapat mengingat dan mengenali antigen yang pernah menyerang sebelumnya? Ternyata ada sel-sel khusus yang bertugas untuk mengingat dan mengenal antigen yang disebut sel-sel memori.  Inilah ciri khas sistem kekebalan tubuh: pengingatan/pengenalan dan pengkhususan. Pengenalan artinya sel-sel memori mampu mengingat dan mengenal antigen yang pernah menyerang tubuh. Sedangkan kekhususan berarti satu antibodi hanya cocok untuk satu antigen tertentu. Sebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen lainnya.
2. Sistem Kekebalan Buatan
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi. Contohnya jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus, maka seseorang disuntik bakteri tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus yang masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai antigen sehingga tubuh akan memproduksi antibodi. Akibatnya tubuh menjadi kebal terhadap tetanus jika suatu saat penyakit tersebut menyerang. Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian vaksin ini dinamakan kekebalan buatan dan termasuk kekebalan aktifkarena tubuh membentuk antibodi sendiri.
Cara lain untuk menumbuhkan kekebalan pada tubuh adalah dengan menyuntikkanserum. Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibodi untuk melawan antigen tertentu. Pembuatan serum dilakukan dengan menyuntik kuda atau kelinci dengan vaksin tertentu. Setelah tubuh kelinci atau kuda membentuk antibodi, kemudian plasma darah yang mengandung antibodi diisolasi. Umumnya pemberian serum dilakukan untuk pengobatan dan bukan pencegahan. Misalnya seseorang yang digigit ular berbisa ditolong dengan menyuntikkan serum anti bisa ular. Pemberian serum seperti ini disebut dengan kekebalan pasif karena tubuh tidak membentuk antibodi sendiri.
Semua langkah untuk membuat tubuh menjadi kebal (imun) baik dengan vaksinasi maupun pemberian serum seperti di atas disebut dengan imunisasi. Dengan memahami sistem kekebalan di atas, kita tahu ada 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi buatan. Seseorang yang pernah terinfeksi suatu penyakit dan akhirnya memperoleh kekebalan disebut memperoleh imunisasi alamiah. Sebaliknya jika memperoleh kekebalan karena pemberian vaksin atau serum disebutimunisasi buatan (artifisial).

Macam Vaksin

Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal
ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin
untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:
  1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan.
  2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.
  3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
  4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.

Obesitas

Edit Posted by with No comments

Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan.Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2.
Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit jantungdiabetes tipe 2, apnea tidur obstruktif, kanker tertentu, osteoarthritis dan asmaKegemukan sangatsearing  disebabkan oleh kombinasi antara asupan energi makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan kerentanan genetik, meskipun sebagian kecil kasus terutama disebabkan oleh gen, gangguan endokrin, obat-obatan atau penyakit psikiatri. Hanya sedikit bukti yang mendukung pandangan bahwa orang yang gemuk makan sedikit namun berat badannya bertambah karena metabolisme tubuh yang lambat; rata-rata orang gemuk mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan orang yang kurus karena dibutuhkan energi untuk manjaga massa tubuh yang lebih besar.
Pengaturan diet dan aktivitas fisik masih menjadi tata laksana utama kegemukan. Kualitas asupan dapat diperbaiki dengan mengurangi konsumsi makanan padat energi contohnya makanan yang tinggi lemak dan gula, serta dengan meningkatkan asupan serta. Obat-obatan anti-kegemukan dapat dikonsumsi untuk mengurangi selera makan atau menghambat penyerapan lemak, disertai dengan asupan diet yang tepat. Apabila diet, olahraga, dan obat-obatan belum efektif, maka balon lambung dapat membantu mengurangi berat badan, atau operasi dapat dilakukan untuk mengurangi volume lambung dan/atau panjang usus sehingga dapat memberi rasa kenyang yang lebih dini dan menurunkan kemampuan penyerapan nutrisi dari makanan.
Kegemukan adalah penyebab kematian yang dapat dicegah paling utama di dunia, dengan prevalensi pada orang dewasa dan anak yang semakin meningkat, sehingga pihak berwenang menganggap kegemukan sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius pada abad 21.Kegemukan umumnya merupakan stigma di dunia modern (khususnya di dunia Barat), meskipun pada suatu waktu dalam sejarah, kegemukan secara luas dianggap sebagai simbol kekayaan dan kesuburan, dan masih dianggap demikian di beberapa bagian di dunia hingga sekarang.
Pada tahun 2013, orang dengan kegemukan di dunia berjumlah 2,1 miliar dan Indonesia masuk urutan 10 besar dengan orang kegemukan berjumlah 40 juta orang atau setara seluruh penduduk Jawa Barat. Tidak seperti halnya di negara maju yang gemuk kebanyakan adalah laki-laki, maka di Indonesia yang gemuk kebanyakan adalah perempuan.

Marasmus

Edit Posted by with No comments

Background

Marasmus is one of the 3 forms of serious protein-energy malnutrition (PEM). The other 2 forms are kwashiorkor (KW) and marasmic KW. These forms of serious PEM represent a group of pathologic conditions associated with a nutritional and energy deficit occurring mainly in young children from developing countries at the time of weaning. Marasmus is a condition primarily caused by a deficiency in calories and energy, whereas kwashiorkor indicates an associated protein deficiency, resulting in an edematous appearance. Marasmic kwashiorkor indicates that, in practice, separating these entities conclusively is difficult; this term indicates a condition that has features of both.
These conditions are frequently associated with infections, mainly GI. The reasons for a progression of nutritional deficit into marasmus rather than kwashiorkor are unclear and cannot be solely explained by the composition of the deficient diet (ie, a diet deficient in energy for marasmus and a diet deficient in protein for kwashiorkor). The study of these phenomena is considerably limited by the lack of an appropriate animal model. Unfortunately, many authors combine these entities into one, thus precluding a better understanding of the differences between these clinical conditions.
Marasmus is a serious worldwide problem that involves more than 50 million children younger than 5 years. According to the World Health Organization (WHO), 49% of the 10.4 million deaths occurring in children younger than 5 years in developing countries are associated with PEM.
Pathophysiology
Various extensive reviews of the pathophysiological processes resulting in marasmus are available. Unlike kwashiorkor, the clinical sequelae of marasmus can be considered as an evolving adaptation in a child facing an insufficient energy intake. Marasmus always results from a negative energy balance. The imbalance can result from a decreased energy intake, an increased loss of ingested calories (eg, emesis, diarrhea, burns), an increased energy expenditure, or combinations of these factors, such as is observed in acute or chronic diseases. Children adapt to an energy deficiency with a decrease in physical activity, lethargy, a decrease in basal energy metabolism, slowing of growth, and, finally, weight loss.
Pathophysiological changes associated with nutritional and energy deficits can be described as (1) body composition changes, (2) metabolic changes, and (3) anatomic changes.
Anatomic Changes
The entire digestive tract from mouth to rectum is affected. The mucosal surface becomes smooth and thin, and secretory functions are impaired. A decrease in gastric hydrochloric acid (HCl) excretion and a slowing of peristalsis is observed, yielding bacterial overgrowth in the duodenum. Proportionally, the digestive tract is the organ system that loses the largest mass during marasmus. However, these important alterations of the digestive tract interfere only moderately with normal nutrient absorption. Therefore, early enteral renutrition is not contraindicated but is encouraged because some of the nutrients necessary for the recovery of the intestinal mucosa are used directly from the lumen.
In addition to the anatomic changes associated with PEM, the frequent intestinal infections by viruses and bacteria and the toxins they produce also contribute to the changes in the digestive tract. Liver volume usually decreases, as do other organ volumes. An enlarged liver suggests the possibility of other diagnoses, such as kwashiorkor or hepatitis. Liver synthetic function is usually preserved, although protein synthesis is decreased, as reflected by the decreased albumin and prealbumin levels. Glycogen synthesis is decreased, further increasing the risk for hypoglycemia. The detoxifying function of the liver is impaired with structural changes in the liver cells. Therefore, drugs that are metabolized by the liver should be administered with caution, and liver function should be monitored.

Body Composition
  • Body mass: Body mass is significantly decreased in a heterogeneous way.
  • Fat mass: Fat stores can decrease to as low as 5% of the total body weight and can be macroscopically undetectable. The remaining fat is usually stored in the liver, giving a paradoxical appearance of a fatty liver. Although this is often observed in kwashiorkor, it also occurs to a lesser extent in marasmus. A study from Nigeria examined serum lipids in malnourished children.[6] These authors found that total cholesterol, low density lipoprotein cholesterol, and high density lipoprotein cholesterol levels were significantly higher in children with kwashiorkor than in those with marasmus.
  • Total body water: The proportion of water content in the body increases with the increased seriousness of PEM (marasmus or kwashiorkor) and is associated with the loss of fat mass, which is poor in water. The proportion of extracellular water also increases, often resulting in edema. Edema is significant in kwashiorkor but can also be present in marasmus or in the frequently encountered mixed forms of PEM. The increase in extracellular water is proportional to the increase in the total body water. During the first days of therapy, part of the extracellular water shifts to the intracellular compartment and part of it is lost in the urine, resulting in the observed initial weight loss with treatment.
  • Protein mass: Mainly represented by muscle and some organs (eg, heart), protein mass can decrease as much as 30% in the most serious forms. The muscle fibers are thin with loss of striation. Muscle cells are atrophic, and muscle tissue is infiltrated with fat and fibrous tissue. Total recovery is long but appears to be possible.
  • Other organ mass: The brain, skeleton, and kidney are preserved, whereas the liver, heart, pancreas, and digestive tract are first affected.
  • Pediatric and adult physiologic change: Finally, physiologic changes are different in infants and children when compared with adults. For example, infants with marasmus have an increased tendency to hypothermia and hypoglycemia, requiring the frequent administration of small meals. This can be explained by the body composition imbalance of children with marasmus in favor of high-energy–consuming organs, such as the brain and kidney, compared with energy-storage organs, such as muscle and fat.
  • Assessment of fat and muscle mass: As described below, assessment of the fat and muscle mass loss can be clinically performed by measuring arm circumference (see image below) or skinfold thickness, such as triceps skinfold. The diagram illustrates the validity of this assessment method. Because arm circumference is relatively constant in healthy children aged 1-5 years, it roughly represents a general assessment of nutritional status.

Kwashiokor

Edit Posted by with 1 comment

Definition

Kwashiorkor is a form of malnutrition that occurs when there is not enough protein in the diet


Causes

Kwashiorkor is most common in areas where there is:

  • Famine
  • Limited food supply
  • Low levels of education (when people do not understand how to eat a proper diet)
This disease is more common in very poor countries. It often occurs during a drought or other natural disaster, or during political unrest. These conditions are responsible for a lack of food, which leads to malnutrition.
Kwashiorkor is very rare in children in the United States. There are only isolated cases. However, one government estimate suggests that as many as 50% of elderly people in nursing homes in the United States do not get enough protein in their diet.
When kwashiorkor does occur in the United States, it is usually a sign of child abuse and severe neglect.

Symptoms

  • Changes in skin pigment
  • Decreased muscle mass
  • Diarrhea
  • Failure to gain weight and grow
  • Fatigue
  • Hair changes (change in color or texture)
  • Increased and more severe infections due to damaged immune system
  • Irritability
  • Large belly that sticks out (protrudes)
  • Lethargy or apathy
  • Loss of muscle mass
  • Rash (dermatitis)
  • Shock (late stage)
  • Swelling (edema)

Treatment

Getting more calories and protein will correct kwashiorkor, if treatment is started early enough. However, children who have had this condition will never reach their full potential for height and growth.
Treatment depends on the severity of the condition. People who are in shock need immediate treatment to restore blood volume and maintain blood pressure.
Calories are given first in the form of carbohydratessimple sugars, and fats. Proteins are started after other sources of calories have already provided energy. Vitamin and mineral supplements are essential.
Since the person will have been without much food for a long period of time, eating can cause problems, especially if the calories are too high at first. Food must be reintroduced slowly. Carbohydrates are given first to supply energy, followed by protein foods.
Many malnourished children will develop intolerance to milk sugar (lactose intolerance). They will need to be given supplements with thenzyme lactase so that they can tolerate milk products.